Sampai kini, pembacaan atau kontrol desakan darah atau unggul kerap dipanggil tensi lazimnya dikerjakan di satu diantara lengan saja, tak tahu itu lengan kiri maupun kanan.
Berdasar pada hasil riset yang dikerjakan University of Exeter, pengukuran desakan darah sebaiknya dikerjakan di ke-2 lengan sebab apa bila hingga akhirnya tidak sama, ini bermakna yang berkaitan memiliki resiko masalah jantung yang jelek.
Hal semacam ini dibuktikan peneliti oleh mengukur tensi 3. 000 orang berusia 50-70 th.. Kesemuanya sehat serta tak memerlihatkan tanda-tanda sakit jantung. Tetapi sebagian besar besutan mereka dikira berisiko tetras sebab desakan darah di pergelangan kaki mereka diberitakan lumayan tetras.
Peneliti sebelumnya mengukur tensi di ke-2 lengan partisipan. Nyatanya sepertinya diketemukan ketidaksamaan selanjutnya desakan darah sistolik selanjutnya 60 % partisipan.
Tetapi yang paling mengagetkan, beda hasil pengukuran berkapasitas 5 mm/Hg saja telah dapat dihubungkan oleh resiko kematian akibat penyakit jantung berkapasitas 2 x lipat dalam kurun 8 th. ke muka.
" Kerap sebab terbatasnya saat, dokter malas mengukur ke-2 lengan. Walau sebenarnya ini utama kepada memastikan akurasi ketidaksamaannya, " kata peneliti, Dr Chris Clark misal diberitakan Daily Mail.
Sekurang-kurangnya, lanjut Clark, pengukuran tensi dengan cara teratur di ke-2 lengan mungkin saja langkah gampang serta terjangkau kepada menghadapi ada resiko masalah jantung sebelumnya tanda-tanda yang lain nampak.
Ini bukanlah kali perdana peneliti mengutamakan utamanya mengukur desakan darah di ke-2 lengan. Penelitian lain yang dikerjakan University of Miami di th. 2012 membuka, selisih angka desakan darah sistolik sejumlah 15 mmHg dari lengan kanan serta kiri telah bermakna penambahan resiko serangan jantung berkapasitas 70 %.
Berdasarkan peneliti, ketidaksamaan hasil pengukuran tensi ini tunjukkan ada penyumbatan pembuluh nadi dibawah tulang selangka, yakni yang mengalirkan darah ke lengan serta kaki. Walau sebenarnya penyumbatan selanjutnya pembuluh nadi itu kerapkali dikait-kaitkan oleh resiko serangan jantung serta masalah kardiovaskular yang lain.
Dalam penelitian lain disebutkan, kontrol tensi di ke-2 lengan pula di rasa utama untuk pasien penyakit jantung meskipun. Sebab cuma oleh langkah berikut, dokter maupun tim medis yang lain dapat meyakinkan terdapat tidaknya penyumbatan di pembuluh darah selanjutnya satu diantara segi badan pasien.
Berdasar pada hasil riset yang dikerjakan University of Exeter, pengukuran desakan darah sebaiknya dikerjakan di ke-2 lengan sebab apa bila hingga akhirnya tidak sama, ini bermakna yang berkaitan memiliki resiko masalah jantung yang jelek.
Hal semacam ini dibuktikan peneliti oleh mengukur tensi 3. 000 orang berusia 50-70 th.. Kesemuanya sehat serta tak memerlihatkan tanda-tanda sakit jantung. Tetapi sebagian besar besutan mereka dikira berisiko tetras sebab desakan darah di pergelangan kaki mereka diberitakan lumayan tetras.
Peneliti sebelumnya mengukur tensi di ke-2 lengan partisipan. Nyatanya sepertinya diketemukan ketidaksamaan selanjutnya desakan darah sistolik selanjutnya 60 % partisipan.
Tetapi yang paling mengagetkan, beda hasil pengukuran berkapasitas 5 mm/Hg saja telah dapat dihubungkan oleh resiko kematian akibat penyakit jantung berkapasitas 2 x lipat dalam kurun 8 th. ke muka.
" Kerap sebab terbatasnya saat, dokter malas mengukur ke-2 lengan. Walau sebenarnya ini utama kepada memastikan akurasi ketidaksamaannya, " kata peneliti, Dr Chris Clark misal diberitakan Daily Mail.
Sekurang-kurangnya, lanjut Clark, pengukuran tensi dengan cara teratur di ke-2 lengan mungkin saja langkah gampang serta terjangkau kepada menghadapi ada resiko masalah jantung sebelumnya tanda-tanda yang lain nampak.
Ini bukanlah kali perdana peneliti mengutamakan utamanya mengukur desakan darah di ke-2 lengan. Penelitian lain yang dikerjakan University of Miami di th. 2012 membuka, selisih angka desakan darah sistolik sejumlah 15 mmHg dari lengan kanan serta kiri telah bermakna penambahan resiko serangan jantung berkapasitas 70 %.
Berdasarkan peneliti, ketidaksamaan hasil pengukuran tensi ini tunjukkan ada penyumbatan pembuluh nadi dibawah tulang selangka, yakni yang mengalirkan darah ke lengan serta kaki. Walau sebenarnya penyumbatan selanjutnya pembuluh nadi itu kerapkali dikait-kaitkan oleh resiko serangan jantung serta masalah kardiovaskular yang lain.
Dalam penelitian lain disebutkan, kontrol tensi di ke-2 lengan pula di rasa utama untuk pasien penyakit jantung meskipun. Sebab cuma oleh langkah berikut, dokter maupun tim medis yang lain dapat meyakinkan terdapat tidaknya penyumbatan di pembuluh darah selanjutnya satu diantara segi badan pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar